Dr. Muawiyah Hassanein, Direktur Ambulan Darurat dan Departemen Kesehatan di Gaza menceritakan:
“Para syuhada yang meninggal berhari-hari dan berminggu-minggu  masih menorehkan darah segar dari tubuhnya. Kami dan semua orang di sini  sangat terkejut.”
Syahid ‘Iyan berkata: “Saya menyaksikan orang yang gugur syahid  tersenyum, meskipun kondisi tubuhnya hancur, lagi juga darahnya masih  segar.”
 Seorang  dokter yang bertugas di Gaza sedang menerima korban dari salah satu  pasukan Al Qassam, ia terkena peluru di dadanya. Sang mujahid ini tidak  lupa menaruh mushhaf Al Qur’an dan buku wirid harian di sakunya. Ia selamat karena peluru terpental dan Al Qur’an pun masih utuh. Sekarang ia sudah sembuh, wal hamdulillah.
Abu Qudamah, salah seorang komandan lapangan Hamas di wilayah Timur Az Zaitun, Kota Gaza bercerita:
“Saya dan beberapa pejuang sedang menunggu kesempatan untuk  menyerang tank-tank Israel. Kami berdoa agar Allah menurunkan  tentara-Nya dari langit membantu kami. Seketika tanpa ada pendahuluan  turunlah awan tebal menyelimuti wilayah kami. Kami masuk di antara  puluhan tank-tank itu tanpa di ketahui musuh dan tidak bisa dilacak oleh  pesawat-pesawat pengintai yang lalu-lalang di udara. Kami mampu  meledakkan tangki tank-tank itu, 5 tentara Israel tewas dan puluhan  luka-luka.”
Ketika  pesawat-pesawat Israel membombardir di salah satu kota Gaza, turunlah  hujan lebat di wilayah itu saja, tidak dilainnya, yang menyebabkan  pesawat-pesawat itu mengalami kendala terbang berjam-jam dan tidak bisa  melanjutkan pembombardirannya.
Dua orang dokter berkebangsaan Yordania bertugas di Gaza sedang bercakap dengan sekelompok mujahidin:
“Kami sedang mengawasi gerak-gerik tentara Israel dari lantai  dua, mereka ingin masuk ke dalam. Karena salah seorang mujahidin telah  memasang ranjau di pintu masuk, meledakkalah ranjau itu bersamaan  tewasnya tentara Israel. Mendengar serangan itu, tentara Israel yang  lain mengepung bangunan kami, terjadilah pertempuran sengit sampai jam  dua pagi. Jam dua kami ketiduran sampai jam lima pagi. Kami bangun untuk  melihat situasi, ternyata tentara Israel telah hengkang.”
Syaikh Abu Bilal di perkemahan Rafah berkata:
“Kamu jangan mengira bahwa orang yang gugur di jalan Allah  itu mati, mereka bahkan hidup, tapi kamu tidak mengetahui.” Al  Baqarah:154. Mereka para syuhada diposisikan setelah derajat orang-orang  yang benar imannya dan sebelum orang-orang shaleh di Al Qur’an.
Allah swt. berfirman:
“Barangsiapa menta’ati Allah, dan Rasul, mereka bersama  orang-orang yang Allah beri nikmat kepada mereka, dia antara mereka para  nabi-nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Merekalah sebaik-baik  teman.” An Nisa’:69-70. Beliau menambahkan bahwa “Jasad para syuhada  masih segar, karena ruh mereka layaknya memakan buah di syurga, ini juga  yang menyebabkan semerbaknya bau wangi misk. Darah masih segar, janggut  tumbuh. Sebagian syuhada yang dua tahun lamanya, atau berpuluh tahun  bahkan beradab-abad tidak rusak jasadnya dan tidak dimakan oleh mikrobat  dan cacing tanah.”
Wangi  semerbak minyak kesturi juga keluar dari jasad prajurit Al Qassam,  Muhammad Abu Sya’r. Dia termasuk bagian korban serangan bom pesawat  Israel. Bau harum itu tercium oleh orang yang menemukannya, kabar  kesyahidannya tersebar ke pelosok masjid. Para pemuda masjid berbondong  melihatnya. Mereka bertahmid, membaca tahlil dan bertakbir mengangungkan  Asma Allah atas keajaiban para syuhada.
Tenaga medis menceritakan, kami berangkat untuk menolong orang yang  luka-luka di sebelah Utara Gaza, ketika itu tentara Israel menembaki  sekeling kaki kami. Kami katakan: “Kenapa kalian melakukan ini, kami bukan tentara, kami tidak bawa senjata apalagi bom.” Salah seorang tentara Israel berteriak: “Kalian orang Arab, kalian memakai pakaian putih, kalian malaikat, kalian berperang bersama Hamas.”
Salah seorang tentara Israel sedang diwawancarai oleh media Israel, ia  mengatakan kehilangan penglihatannya gara-gara melihat seorang pemuda  yang memakai baju putih, melemparinya dengan segenggam debu, seketika  itu saya buta.
Tentara yang lain menceritakan, bahwa pejuang perlawanan memancing  mereka dalam banyak pertempuran laksana memancing ayam dan itik.
Pengakuan tentara Israel yang lain, ia melihat banyak tentara  Israel terluka dan ditembaki dari arah kanan dan kiri, namun tidak  ditemukan dan tidak diketahui dari mana tembakan itu berasal.
Sejumlah wartawan yang meliput perang di Gaza menceritakan, kami  bersembunyi dari bombardir. Ketika situasi reda, kami dikejutkan oleh  seorang yang keluar dari puing-piung reruntuhan bangunan sembari membawa  roket, ia salah satu mujahidin pelontar roket yang menghadang kekuatan  penjajah. Ia hadir dan menyelinap sekejap, laksana ditelan bumi.



allahuakbar....
ReplyDeleteYa ALLAH..YA ALLAH..YA ALLAH..
ReplyDelete